Seberapa Penting Pola 3S Mendiagnosa Stunting pada Anak? Berikut Penjelasan Dosen STIKes Mahardika

Spread the love

Salah satu upaya mencegah terjadinya kasus stunting pada anak, bisa dilakukan dengan menerapkan standar keperawatan 3S yaitu Pola Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), dan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI).

Dosen STIKes Mahardika Ns. Dwiyanti Purbasari, M.Kep menerangkan sejak tahun 2019 hingga 2020 PPNI telah mengeluarkan standar asuhan keperawatan, yang diberlakukan di semua pelayanan keperawatan di Indonesia, dan untuk semua fasilitas pelayanan kesehatan baik itu di Rumah Sakit maupun di Puskesmas.

“Standar keperawatan tersebut salah satunya standar diagnosa keperawatan, standar luaran keperawatan, dan standar intevensi keperawatan,” ungkap Dosen STIKes Mahardika di ruang kerjanya.

Dosen STIkes Mahardika ini menambahkan dalam mengaplikasikan pola standar 3S sendiri, salah satunya pada anak dengan kasus stunting, perawat pertama melakukan pengkajian secara spesifik kepada data-data yang muncul, baik secara objektif maupun secara subjektif pada anak stunting.

Kemudian dari data-data yang muncul maka akan dikelompokkan dengan fokus yang sama, baik secara objektif maupun subjektif, kemudian baru dianalisis mengarah kepada salah satu masalah yang muncul, perawat kemudian menentukan diagnosa keperawatan yang ada di SDKI tersebut.

Dosen STIKes Mahardika yang kerap dipanggil Dwi ini, menjelaskan penerapan standar keperawatan 3S sangat penting diterapkan bagi anak stunting, karena memang diagnosa keperawatan pada anak stunting sendiri adalah defisit nutrisi. Yaitu anak stunting yang mengalami ketidaksesuaian antara tinggi badan dengan usianya.

“Dengan penerapan SDKI, SIKI, dan SLKI ini salah satu luarannya mencegah terjadinya dampak komplikasi pada kasus stunting, dan pencegahannya sendiri dapat dilakukan sejak bayi itu lahir, dengan berat badan rendah maka bisa diketahui lebih awal untuk pemberian nutrisinya,” ungkap Dosen STIKes Mahardika.

Lebih lanjut dikatakan Dosen STIKes Mahardika, misalkan berat badan bayi rendah maka nanti untuk pemberian asupan baik dari jumlah kalori, nutrisi dan cara pemberian maka disesuaikan dengan berat badan anak dan usianya, hal ini juga sudah ada dalam standar keperawatan 3S tadi.

“Termasuk dalam pencegahan gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak yang mengalami stunting, salah satu dampaknya pada pertumbuhan otak yang akan mencetuskan gangguan perkembangan yang lainnya, baik itu motorik, kognitif, bahasa bicara, dan yang lainnya,”pungkas Dosen STIKes Mahardika.