Dalam rangka memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan (nakes) di Rumah Sakit Daerah Gunung Jati (RSDGJ) Cirebon selama masa pandemi Covid-19, Pemkot Cirebon berencana menggandeng beberapa perguruan tinggi untuk ikut berpartisipasi.
Salah satunya dari Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Mahardika. Menanggapi rencana tersebut, Ketua STIKes Mahardika, DR. Hj. Yani Kamasturyani SKM MHKes merespons positif. Pihaknya membenarkan adanya komunikasi awal, tentang rencana tersebut. Namun, belum ada kelanjutan secara resmi terkait teknisnya.
“Belum secara resmi, baru pembicaraan awal,”ungkap Yani.
Meski baru komunikasi awal, pihaknya menyatakan kesiapannya jika kedepan diminta bantuan untuk memenuhi kebutuhan di RSDGJ Cirebon. Terlebih sekarang RSD Gunung Jati didorong sebagai sentral penanganan Covid-19.
“Sehingga perguruan tinggi yang ada di Kota Cirebon, tentu kita akan berusaha memenuhi kebutuhan pemkot,”ujarnya.
Namun, terlebih dahulu STIKes Mahardika aman menunggu ketentuan secara resmi dari pemkot. Sehingga pihak STIKes Mahardika bisa menyiapkan apa yang dibutuhkan.
“Tapi nanti kita lihat dulu kompetensi apa yang harus kita siapkan untuk memenuhi harapan tersebut. Intinya, kita siap,”katanya.
Diberitakan sebelumnya, Kepala Badan Keuangan Daerah (BKD) Kota Cirebon, M. Arif Kurniawan mengatakan, saat ini untuk penanganan Covid-19 masih dibutuhkan anggaran sebesar Rp33 miliar, dan sedang diupayakan refocusing.
Salah satu peruntukannya, memenuhi kebutuhan nakes di RSDGJ Cirebon dan ditargetkan akan merekrut 200 nakes untuk membantu penangaman Covid-19 di RSDGJ.
“Anggaran yang sedang direncanakan tersebut juga akan dimaksimalkan untuk SDM di rumah sakit. Karena itu direncanakan akan melakukan rekrutmen 200 orang”
“Insentif nakes tahun ini baru tiga bulan, tambah tiga bulan lagi dari situ. Terus Swab RT-PCR. Selama PPKM Darurat seminggu harus 4.500 tes. Kita alokasikan sampai Desember sekitar 18 ribu alat tes,”kata Arif.
Sumber Harian Umum Rakyat Cirebon